Total Tayangan Halaman

Senin, 06 Mei 2013

Tengadah ke Bintang-Bintang.

Sebuah doa yang tersurat dalam puisi..

TENGADAH KE BINTANG-BINTANG

Teropong bintang



Berilah hamba kearifan
Oh, Tuhan..
Seperti sebuah teropong bintang.

Tinggi mengatas galaksi..
Rendah hati diatas Bumi..

Bukankah manfaat pengetahuan
Penggali hakikat kehidupan??

Lewat mikroskop
Atau teleskop..
Galaksi Bima Sakti

Bimbinglah si bodoh dalam menemukan;

Sebuah wujud maknawi
Dalam kenisbian sekarang...

Pikiran melangit dan hati membumi


Dikutip dari:
Suriasumantri, Jujus S., "Tengadah ke Bintang-bintang", Almamater, Institut Pertanian Bogor, Nomor 6, April 1970, hal. 18 

"Ya Tuhan.. Tetapkanlah pikiran kami untuk selalu melangit. Dan, dengan hati yang terus membumi.."





Minggu, 21 April 2013

Tetaplah Positif! : Sebuah Tulisan Untuk Kita, Kamu, dan Aku.

Artikel ini dibuat untuk kita yang sedang berpikiran negatif, kamu, dan juga tentunya aku..

Tetaplah Positif!

Ditendang
Mudah untuk bersikap positif ketika segalanya dalam kehidupan yang berjalan dengan baik. Bagian yang sulit adalah tetap bersikap positif ketika anda dijatuhkan dan ditendang. Kenyataannya, tidak seorangpun melalui kehidupan tanpa melalui ujian. Jika kita mempelajari sejarah, olahraga, dan bisnis. Kita akan bersama-sama menemukan bahwa setiap pemimpin dan tim yang hebat perlu mengatasi kesulitan dan tantangan agar dapat mendefinisikan diri mereka sendiri dan kesuksesan mereka tentunya.

Dengan banyaknya orang yang mengatakan pada kita bahwa kita tidak bisa melakukannya, kita perlu bersikap positif dan selalu percaya bahwa kita dapat melakukannya. Kita perlu yakin dan percaya pada rencana yang lebih besar bagi kita dan tim kita.

Terjatuh
Konsep mengenai "kesuksesan semalam" sudah jelas hanyalah mitos. Kehidupan adalah ujian dan faktor yang menentukan apakah kita lulus atau tidak adalah jawaban dari pertanyaan berikut ini: "Apakah kita akan tetap bersikap positif ketika menghadapi keraguan, rasa takut, dan tantangan?" Tetap bersikap positif bukanlah mengenai memberikan senyum yang palsu ataupun percaya bahwa kita dapat melakukan semua sendirian.

Bersikap positif adalah lebih banyak mengenai bersikap optimis dan hidup dalam harapan dan memiliki iman. Ukuran kesuksesan bukan ditentukan dari bagaimana cara kita bertindak selama saat-saat yang menyenangkan dalam hidup kita, namun jauh lebih besar dari cara kita berpikir dan menanggapi tantangan dari saat-saat kita yang paling sulit.

Dikutip dari: "The No Complaining Rule by Jon Gordon"

Tetap POSITIF!!


Artikel diatas membuka kembali cakrawala berpikir gue secara pribadi.. Terutama saat gue kembali memikirkan saat-saat gue dalam kondisi selalu berpikir negatif.
Hal ini bukan berarti gue sudah dapat menanggulangi semua pemikiran negatif gue. Bukan!
Gue hanya ingin membagikan sesuatu yang berhasil mengubah hidup dan mungkin akan mengubah hidup kita, lu, dan kembali mengubah gue.. 

 Sahabatmu,


Rocks

Rabu, 20 Maret 2013

Pria, ini sedikit renungan. Untukmu dan untukku sebagai pria.

Warning!! Tulisan ini untuk dibaca dengan beberapa sudut pandang. So, kalo kamu baru melihat dunia lewat 1 perspektif. Lebih baik nanti aja baca artikel ini. Artikel ini bukan bertujuan buat menyinggung pihak tertentu, hanya mengingatkan identitas kamu dan aku.. Sebagai seorang pria.



 Pemburu makanan

Pria jaman sekarang alami krisis identitas. Padahal kalo dilihat sejarahnya, pria selalu punya peranan yang signifikan.

Jadi pemburu yang krusial bagi kelangsungan hidup desanya, jadi ksatria yang membela negara, jadi prajurit perang..

Sebelum wanita masuk ke lapangan kerja, menghidupi keluarganya adalah sebuah peran dan identitas kebanggaan pria..

Tapi jaman sekarang semua peran itu sudah hilang.. Pria kehilangan identitas signifikan yang membedakannya dari wanita.

Jaman sekarang udah gak perlu berburu lagi, karena makanan tinggal beli di supermarket. Pria jadi lemah.

 Penakluk monster buas

Jaman sekarang gak ada lagi ksatria yg membela raja demi kehormatan dan kesetiaan. Pria cuma jadi ksatria di video game.

Jaman sekarang kita hidup damai, gak perlu lagi jadi prajurit perang demi kemerdekaan bangsa. Perangnya di Call of Duty.

Jaman sekarang wanita juga bisa menghidupi keluarganya dan melakukan semua yang pria lakukan. Tugas pria apa dong?

Pria jaman dahulu sudah tahu tujuan dan jalan hidupnya sejak dilahirkan. Pria jaman sekarang bingung mau jadi apa.

Pria jaman sekarang gak ngerti apa perannya dan siapa identitasnya di dunia. Bingung dan galau. Gimana cara jadi pria?

Ksatria pembela kerajaan

Wajar bila jaman sekarang banyak pria yang terjebak menjadi pecandu video game, workaholic, alkoholic dan sex addict.

Banyak pria mengejar kesukesan materi, karena itu memberikan rasa kebanggaan. Tapi itukah artinya menjadi seorang pria?

Pria mengejar kesuksesan materi dan jadi tajir, tapi jaman sekarang wanita juga bisa jadi sukses dan tajir. So what?

Pria jaman sekarang berlomba-lomba membentuk otot agar terlihat jantan. Tapi apakah otot yang membuat pria jadi pria?

Di kampus nilai pas-pasan, di kantor prestasi pas-pasan, cuma di DOTA aja bisa jadi jagoan.. berasa udah jadi pria?

Doyan download dan koleksi bokep ratusan GB, tapi nyamperin dan ngajak ngobrol wanita aja gak berani. Pria bukan sih?

Harta??
Tahta?

Hari ini ngomong A, besok ngomong B. Hari ini lakuin A, besok lakuin B. Gak punya pendirian, plin-plan. Pria bukan sih?

Gak punya tujuan hidup, gak punya semangat, gak tau mau ngapain, gak punya rencana masa depan.. pria bukan sih?

Dapet masalah dikit langsung stress, diputusin cewek nangis galau, cuma bisa ngeluh dan meraung.. pria bukan sih?

Cemburuan, emosian, posesif, suka ngambek, ngelarang-larang, ngekang, curigaan, suka kasar.. Eh loe cowok bukan sih?

What does it mean to be a man? Punya banyak duit, punya banyak cewek, atau punya penis besar.. apa itu arti seorang pria?




Wanita??

Pria jauh lebih bernilai dari itu semua. Setiap pria dilahirkan sebagai pemimpin, minimal sebagai pemimpin keluarganya. Dia perlu membimbing pasangan hidupnya, dia perlu menjadi panutan anaknya, dia perlu menyayangi serta melindungi keluarganya, dia perlu hormat dan merawat orangtuanya, dan dia perlu bermanfaat bagi masyarakatnya..

Semoga kita semua dapat menjadi pria seutuhnya..

Sahabatmu,
Rocks.

Credit to: @KeiSavourie

Jumat, 23 November 2012

Papandayan, Sang kawah garang nan lembut dipandang..

Pos pertama paling indah.
Halo semuanya.. Rocks kembali lagi nih.. Tanggal 16-19 November yang lalu, gue bertualang ke sebuah gunung yang menjadi sebuah benteng alam bagi sebuah kota yang sudah cukup dikenal oleh khalayak ramai, kota yang dikenal dengan kenikmatan dodol dan jeruknya.. Yap!! Kota Garut!! Gunung yang terletak sekitar 29 km dari Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di kecamatan Cisurupan. Cerita dimulai dari keberangkatan gue dan teman-teman pada tanggal 16 November pukul 23.00 dari Bintaro, Tangerang Selatan. Kami semua merupakan rombongan besar karena ini merupakan acara Pendakian Umum 2012 yang diadakan STAPALA dan gue menjadi salah satu panitia. Rute perjalanan kami dimulai dari Bintaro, memasuki tol dalam kota Jakarta di pintu tol TB. Simatupang dan berakhir di pintu tol Cileunyi, Bandung. Dari Cileunyi, kami masih melanjutkan perjalanan melalui jalur Cicalengka-Nagrek yang berjarak kurang lebih 68 km.
Di tempat semburan uap panas.

Sepanjang perjalanan, kita bisa melihat pemandangan Gunung Guntur yang kemudian disusul dengan Gunung Cikuray dari kejauhan. Gunung Papandayan dan Cikuray cenderung berdekatan, sedangkan Gunung Guntur berada sedikit memisah di sebelah utara. Bagi yang tidak dalam rombongan, ada alternatif lain untuk mencapai kawasan ini. Bila dari Jakarta, kita bisa naik bus dengan trayek Jakarta-Garut dari terminal Kampung Rambutan dengan tujuan terminal Guntur, Garut. Ongkos untuk kelas ekonomi sekitar Rp 33.000,00 dan Rp 35.000,00 untuk kelas AC. Sesampainya di Guntur, kita bisa melanjutkan perjalanan menggunakan angkutan mini bus dengan jurusan Cikajang. Kita cukup membayar Rp 5.000 untuk turun di Cisurupan, kemudian perjalanan bisa dilanjutkan dengan menggunakan ojek dengan biaya Rp 20.000,00 untuk sampai ke pemukiman warga yang digunakan untuk start point pertama pendakian. Atau kalau berombongan kita bisa menyewa mobil dari Terminal Guntur hingga ke pemukiman warga, sebagai patokan harga kita bisa menawar hingga Rp 250.000,00 untuk sepuluh orang.
Tetap narsis walau tersesat.

Sekitar pukul 06.00 kita tiba di pos pertama pendakian. Kawasan yang sudah cukup dikembangkan menjadi lahan parkir yang luas dan memiliki warung-warung dari kayu di sekelilingnya. Disini kita diwajibkan untuk melapor terlebih dahulu di pos pendakian sebelum kita mendaki. Peserta dan panitia pun mempersiapkan dirinya terlebih dahulu. Sekitar pukul 08.00 pendakian pun dimulai, sekitar 120 orang dibagi menjadi 9 tim peserta dan 1 tim panitia. Di setiap tim peserta pun disertakan 2 orang panitia sebagai guide.
Kondisi di tenda.
 Belum sampai satu jam kami berjalan, pemandangan kompleks kawah pun telah menyambut. Di sebagian jalur pendakian terdapat lubang-lubang kecil yang mengeluarkan asap panas dan juga berbau belerang.  Sangat disarankan untuk menggunakan masker/slayer selama melintasi jalur ini.

Setelah beberapa jam berlalu, kami berjalan di jalur yang berukuran cukup besar dan dipenuhi rerumputan. Disini kami mencari penunjuk jalan ke arah Pondok Saladah. Jam sudah menunjukkan pukul 12.00 ternyata jalur menuju pondok saladah sudah terlewati lumayan jauh karena miskomunikasi. Informasi tambahan,  penunjuk jalan ke arah pondok saladah berukuran kecil dan tergantung di pohon di bagian kiri jalur. Pukul 14.00 tepat kami mencapai ke pondok saladah. Disini kami segera memasak makanan dan mendirikan tenda. Sekitar jam 17.00 kabut yang turun semakin tebal dan menunjukkan tanda-tanda akan hujan. Kamipun segera menyiapkan diri untuk menyambut datangnya hujan dengan mempersiapkan tenda dengan seksama.

Suasana sebelum angin ribut.
Hujan pun turun, sekitar jam 19.00 hujan yang turun semakin deras ditambah dengan angin yang cukup kencang. Keduanya merupakan kombinasi yang cukup dahsyat untuk melepaskan pasak-pasak tenda kami karena tekstur tanah di pondok saladah ini cukup lembek. Beberapa flysheet tenda peserta pun berguguran. Peserta yang berada di tenda yang bocor pun diungsikan ke tenda yang masih kokoh berdiri. Disini, kelompok yang gue jaga (gue bertugas jadi guide). Justru lebih memilih untuk merasakan susah bareng-bareng. Anggota wanita yang berjumlah 3 orang, menolong dengan memasak minuman hangat dan mengeluarkan air yang cukup banyak membanjiri tenda. Sedangkan anggota pria, menolong membetulkan kerusakan bentuk tenda akibat angin besar dan juga memasang kembali flysheet dan pasak yang terlepas.

Hutan mati full kelompok 3.
Cobaan kami berhenti sekitar pukul 21.00 dan kami pun bisa sedikit menarik nafas lega sambil memasak sedikt minuman hangat untuk mengurangi rasa dingin yang menusuk sukma..
Keesokan harinya, kami berangkat naik ke Tegal alun pada jam 07.00. Sebagian panitia tinggal di area perkemahan untuk menjaga barang-barang dan memasak makanan.
Kami berjalan melalui sebuah kawasan yang terlihat mencekam yang memiliki nama... "Hutan mati".. (bahkan namanya aja udah mencekam.. Hahaha). Menurut sumber kami, kawasan hutan mati ini terbentuk akibat erupsi dari Gunung Papandayan pada tahun 2002. Erupsi ini menewaskan cukup banyak warga sekitar, namun menyisakan sebuah keindahan alam yang tiada duanya. Kami pun akhirnya tiba di tegal alun sekitar jam 10.00. Kami berkeliling ke sekitar dan mulai turun pada pukul 12.00
Hutan mati kayak di Harry Potter.

Di pondok saladah, kami kembali memasak makanan untuk menyiapkan energi saat perjalanan menuruni Papandayan ini. Kami mulai berjalan turun sekitar pukul 13.00. Selama perjalanan, kami dihadang oleh hujan lebat yang lumayan menghambat perjalanan turun kami. Kami tiba di pos pertama pendakian sekitar pukul 15.00 dan mulai berangkat ke Bintaro pukul 16.00. Kami tiba di Bintaro jam 23.00 dengan membawa segenap memori yang teramat indah tentang arti dari kebersamaan.
Terima kasih untuk kelompok 3..
Trio Tegal Alun.
Ari Setiawan
Iva Wuri Marlinda
Riski Hidayati
Anggraeni Apriliani
Satria Adi Nugraha
Erlangga Nur Rizqi
Cahyo Purbo W.
Khamdan Asrofi
Muhammad Abdu
Wisatawan lokal.
Eldiun Pelba
Surahman Hidayat








Senin, 17 September 2012

Keindahan yang terselubung, Pantai Siung..

Pantai Siung, tampak dari atas
 Haloo.. Baru sempat menulis di blog lagi nih gue..
Saat ini, gue mau bercerita tentang perjalanan gue tanggal 24 Agustus 2012 kemarin ke sebuah daerah yang amat indah namun terpencil..

Ya, daerah yang indah ini merupakan kawasan wisata berupa pantai dan tebing-tebing yang menyelimutinya. Terletak di kawasan Gunung kidul, Jogjakarta. Kawasan ini memiliki jarak tempuh yang lumayan jauh dari pusat kota Jogjakarta, sekitar 70 km..


Cerita dimulai pada tanggal 24 Agustus, sekitar pukul 16.30 gue bertemu dahulu dengan teman seperjalanan gue. Kami bertemu di daerah terminal lebak bulus, Jakarta Selatan. Saat itu, teman seperjalanan gue sudah membelikan tiket bus yang menuju ke daerah terminal Wonosari, Jogjakarta. Terminal Wonosari merupakan akses kendaraan umum paling dekat menuju tempat tujuan kami itu. Jalur Jakarta-Jogjakarta-Wonosari pun akhirnya kami tempuh dengan menggunakan P.O. Handoyo dengan harga tiket yang lumayan melambung karena masih saat lebaran. Jalur tersebut yang pada hari normal dibanderol dengan harga sekitar 100rb, kontan naik menjadi seharga 150rb. Sebenarnya kami bisa mengakses daerah ini dengan harga yang lebih terjangkau, yaitu dengan menggunakan kereta api dari Stasiun Tanah Abang-Stasiun Tugu Jogjakarta yang kemudian disambung lagi ke Stasiun Lempuyangan dan memakan biaya sekitar 60rb . Namun hal ini tidak bisa kami lakukan karena tiket menuju kesana sudah habis yang disebabkan oleh arus mudik.
Pantai Siung

Perjalanan kami tempuh sekitar 15 jam menuju ke Jogjakarta, jalanan masih menunjukkan kepadatan di beberapa titik namun tidak begitu berarti. Sedangkan arus balik menuju ke arah Jakarta sudah mulai padat. Di Jogjakarta, Pak Supir bus mengajak semua penumpang istirahat sejenak untuk sarapan pagi, lalu perjalanan sejauh 2 jam kami tempuh menuju ke arah Terminal Wonosari. Kami pun tiba di terminal Wonosari sekitar pukul 10.00 pagi. Disana kami menunggu sejenak beberapa anggota rombongan tambahan yang berangkat dari Solo, Sleman, dan Muntilan. Setelah kami semua berkumpul kamipun sepakat untuk mencarter sebuah mobil carry seharga 150rb karena jumlah rombongan kami bertambah menjadi 9 orang dan barang bawaan cukup banyak. Disini, ada alternatif lain yang bisa dipilih, yaitu menggunakan minibus sekelas kopaja dengan harga sekitar 20-30rb per orang.

Perjalanan berlangsung kurang lebih sekitar 1-1,5 jam. Jalur perjalanan kami menyusuri tepi gunung. Cukup bergelombang naik dan turun sambil disuguhi dengan pemandangan hutan jati yang tanahnya retak akibat musim kemarau. Di kawasan ini masih ada sekitar 5 pantai lainnya dengan tekstur dan keadaan yang berbeda-beda. Daerah Gunung Kidul pun cukup dikenal dengan wisata Goa. Salah satu goa yang terkenal adalah Goa Bekah.

Lagi susur tebing
Saat kami tiba, kami pun mulai menyusuri pantai dan mencari kawasan tebing yang cukup nikmat untuk dipanjat. Menurut info yang kami dapat, Di Pantai Siung ini terdapat 250 jalur panjat tebing yang tersebar di sekitar kawasan ini. Di daerah ini pun sudah cukup banyak fasilitas seadanya yang dibangun oleh masyarakat sekitar. Ada toilet umum yang jumlahnya lumayan banyak, penyewaan tenda yang dapat digunakan di camping ground yang cukup luas dan dekat dengan tebing, ada basecamp yang berupa rumah rumah panggung di sisi lain  dari tebing-tebing pantai ini, juga ada sebuah kamar-kamar penginapan kecil yang disewakan oleh penduduk sekitar. Kami berada di sini selama 3 hari, weekend adalah saat yang amat dinantikan oleh penduduk sekitar sini dikarenakan banyak pengunjung yang datang. Namun sekalipun banyak, menurut gue masih dalam batas wajar dan tidak mengurangi kenyamanan kita bila berkunjung ke tempat ini. 

Saat weekend, gue melihat banyak penduduk sekitar yang sangat memanfaatkan tempat ini sebagai mata pencahariannya. Ada yang menjual makanan instan, ada yang menjual makanan home-made (bahasa kerennya warteg), ada yang menjual pernak-pernik aksesoris, ada yang menjual hiasan yang terbuat dari pasir dan cangkang-cangkang hewan laut, ada yang menyewakan selancar karet (ini kayanya wajib banget di tiap pantai), ada nelayan yang menyewakan perahunya untuk wisata ke tengah laut, dan berbagai macam profesi unik lainnya.

Jalur Kuda Laut
Gue sendiri sangat menikmati keadaan disini, penduduknya hangat dan ramah walaupun masih banyak penduduk yang kurang mengerti bahasa Indonesia secara fasih. Penduduk di sini masih banyak yang menggunakan bahasa ibu mereka, bahasa jawa kromo. Hal ini tentunya cukup menyulitkan gue untuk berkomunikasi dengan mereka, untungnya gue sedikit memahami bahasa ini. Jadi, lain kali kalau mau kesini, ajaklah teman yang bisa bahasa jawa kromo, ya.

Ada lagi keunikan yang menjadi ciri khas disini. Saat malam tiba atau di daerah yang sulit dicapai, kita bisa melihat sekelompok kera dengan ekor panjang bermain-main di kejauhan. Bahkan stok makanan yang kami tinggal di basecamp kami sempat menjadi incaran sekelompok monyet ini. Sekalipun sedang sepi pengunjung, kita tetap harus memperhatikan barang-barang milik kita disini dikarenakan monyet-monyet tersebut.

Beruntung saat kami disini kami bertemu dengan sahabat mapala METALA dari FE UMS (credit to Cipluk sang petualang partII), kami pun berbincang-bincang dengan mereka yang ternyata sudah sering menghinggapi tebing ini. Kami mendapat informasi yang cukup berharga tentang lokasi ini, salah satunya adalah jalur panjat yang bergengsi di tempat ini. Jalur ini dinamakan jalur kuda laut dan memiliki pemandangan yang tepat menuju ke laut apabila sang pemanjat tebing sedang difoto.. (Dokumentasi itu wajib, hehe)
Bouldering

Hari Senin, gue melihat sebuah kejanggalan di tempat ini. Tempat yang ramai dengan hingar-bingar wisatawan terlihat bagaikan sebuah kota mati bagi gue. Sebelum pulang, gue menyempatkan diri untuk makan di salah satu warteg disini karena sebelumnya kami memang selalu membawa perbekalan dan memasak sendiri. Ibu pemilik warteg ini sangat ramah dan untungnya beliau cukup cakap dalam berbahasa Indonesia. Gue mendengar kisah tentang tempat ini dan juga ramalan yang dipercaya oleh penduduk sekitar bahwa Pantai Siung ini akan kembali pada masa kejayaannya.
Gue pikir sih ya, memang saat ini Pantai Siung sudah akan kembali ke masa kejayaannya kok. Hal ini dikarenakan diantara sesama pemanjat tebing, tebing ini merupakan salah satu tempat yang cukup bergengsi. Bahkan sudah beberapa kali dijadikan tempat untuk kompetisi panjat tebing. Sedikit teknis, tebing disini sangat cocok untuk melatih Endurance, Power, dan Power Endurance karena jalurnya yang cukup menantang dan tekstur tebing karang yang lumayan tajam untuk dipegang.

Setelah selesai makan dan berbincang, gue membayar sebesar 10rb untuk seporsi nasi, telur dadar, sambal yang teramat nikmat, dan juga segelas teh manis. Lalu gue bersama rombongan pun pamit kepada Ibu penjaga warung tersebut. Kami pun berangkat kembali menuju Jakarta dengan kepuasan yang mendalam di hati dan kulit yang lumayan berubah warna karena lupa untuk membawa lotion sunblock.. Hahaha..

Gantian Manjat
Panjat..panjat!!


Kamis, 14 Juni 2012

Hashtag #bertualang, tempat kencan luar biasa


Hei para cowok, pria, dan laki. Kalian kalau mengajak gebetan atau pasangan bepergian tuh kemana sih biasanya? #bertualang 


Jawabannya menarik. Nonton ke bioskop, makan di cafe, main ke dufan.. #bertualang 


Ya, semua itu memang dapat membuat wanita menikmati waktunya. Namun, ada beberapa tempat yang jauh lebih menarik loh! #bertualang 


Saat ini gue hanya akan membagi 5 tempat favorit gue. #bertualang 


#5 adalah kawasan wisata. Seperti kebun raya, air terjun, maupun danau #bertualang 


#4 adalah pantai. Bercengkrama di dalam air dapat mengamplifikasi tingkat keintiman. Lebih mantap lagi kalau kamu bisa selancar #bertualang 


#3 adalah warteg. YA! warteg! Seringkali dihindari sebagai tempat kencan, padahal tempat ini dapat memberikan pengalaman menarik #bertualang 


Pengalaman yang dapat membuat sang gebetan/pacar merasa lebih down to earth, merasa lebih beruntung dan menjadi lebih bersahaja #bertualang 


Tapi pilih-pilih juga ya wartegnya tweeps! Tetap pilih warteg yang bersih, nyaman, dan tidak kumuh.... #bertualang 


#2 Warkop. Namun hanya disarankan untuk malam hari, suasana warkop di siang hari kurang efektif dan level intimasinya rendah #bertualang 


Lebih baik lagi apabila warkop tersebut memiliki menu khas yang jarang ada di warkop-warkop lainnya. #bertualang 


Kalau Bogor sih, gue rekomendasi warkop sari rasa (saras) di daerah villa duta.Ada menu andalan Indomie telur kornet keju rot i#bertualang 


Terakhir, #1 adalah kegiatan outdoor. Apa sih kegiatan outdoor itu? 




Sebagian contoh kegiatan outdoor adalah: Berkemah, Outbond, Airsoftgun, dan Paintball. #bertualang 


Kegiatan #1 ini dijamin mengamplifikasi tingkat keintiman kalian secara maksimal. Dengan catatan kedua pasangan harus bermain #bertualang 


Oh iya, pesan terakhir adalah. Dimanapun tempatnya, apabila kamu kurang handal membawakan suasana, semuanya akan jadi percuma #bertualang

Kamis, 31 Mei 2012

Adventure Gear Tweets #Part 1





This time i will tweet about the #Adventure gear.. it will tell you what needed to do an adventure....


1. #Adventure gear is your shoes, some people do use an outdoor shoes with brand like "Eiger" or "Hi-tec", some people use boots..

#Adventure shoes. Some people use kind of safety boots and army boots too.. but i rather use High Tops to do trekking.

My #Adventure shoes that i've been shared is just an ordinary Converse High Tops, really not recommended. Just use some boots instead :)




^ Above is the picture of My high tops Converse.

2. #Adventure gear is your bag. You can't go to the wildlife just using an ordinary city bag. You need Daypack or Carrier type bag..

#Adventure Daypack or Carrier majority grouped because it's size. Daypack is about 20 litre - 40 litre and carrier are above 40 litre..

Now I'll only talk about #Adventure Carrier bag. Some people really invest a lot of money in this part, they're buying high-end outdoor equipment brands like Deuter, Vaude, or Millet.

I know investing in carrier means a lot when you bring a lot heavy #Adventure gears in your Carrier. But this don't means you must have an expensive carrier.

I am only use a local brand carriers from Indonesia, Consina. It sure have a great quality with a very cheap prices. I bought it only for Rp 600.000,00 or about $60.



<< This is my Carrier Bag, Consina Extreme series 60 Litre capacity


That's all I can share to you now..
Just wait for my next tweet to know more about "How to do an adventure"
Stay tune on my Timeline @rocksan926 guys!!